Visi dan Misi
Menggerakkan, membina, mengarahkan, menginspirasi dan memotivasi generus Surabaya Pusat dalam upaya menyiapkan generasi masa depan yang lebih baik duniawi maupun ukhrowinya, yang meliputi : fisik, mental dan kemampuan terbaik SDM melalui superkonsep 5 bab, 4 tali keimanan, 6 tobiat luhur dan 3 sukses generus yang bersumber/ berkiblat dari Al-Qur'an (Ayatun Mukhamah) dan Al Hadist (Sunnatun Qoimah).
Menumbuhkan generasi qur'ani, alim faqih, berakhlakul karimah dan mandiri
32
165
42
48
159
132
Program kerja PPG Tahun 2025 in hasil yang telah ditetapkan pada pelaksanaan Musyawarah Penyusunan Program Kerja PPG pada Tanggal 25 Desember 2024.
Penggerak Pembina Generus Surabaya Pusat
Ketua : M. Efendi
Kontak : +62857-3545-4435
Alamat : Kupang Gunung Jaya IX, Kec. Sawahan, Kota Surabaya
Email : ppgsubpst@gmail.com
Surabaya, 9 Agustus 2025 - Pengurus Penggerak Pembina Generus (PPG) Surabaya Pusat menerima kunjungan silaturahmi dari warga LDII yang berdomisili di Negara Suriname. Kunjungan ini terasa istimewa karena bagi para tamu, datang ke Indonesia seakan menjadi napak tilas perjalanan leluhur mereka, mengingat sebagian besar warga LDII Suriname memiliki garis keturunan Jawa.
Momen kebersamaan semakin berkesan ketika rombongan tamu turut berpartisipasi dalam perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus, jalan sehat dan lomba bersama warga setempat. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi lintas negara, tetapi juga memperkuat rasa kebangsaan dan kecintaan terhadap tanah leluhur.
Nasehat dan Sharing :
Kegiatan dimulai pukul 16.00 WIB, diawali dengan nasehat dari Bapak Kyai Kota Surabaya Pusat, H. Hasyim. Dalam penyampaiannya, beliau menegaskan pentingnya menetapi QHJ secara 5 BAB, hingga akhir hayat. Pesan ini menjadi penguatan bagi seluruh undangan yang hadir.
Paparan Kondisi LDII di Suriname
Perwakilan Suriname, Bapak Miftahul Huda, Mubaligh yang berasal dari Desa Turi, Lamongan-Indonesia, menyampaikan sharing perjalanan dakwah LDII di Suriname. Beliau pertama kali bertugas di Suriname pada tahun 2000–2006 dan memperkenalkan para tamu yang hadir, antara lain Zulkarnaen bin Kamsi, Bapak Alinus (Ketua LDII Suriname), Leonard, dan Ibu Yati.
Disampaikan bahwa pembinaan generus di Suriname terus berkembang. Dari awalnya hanya dua kelompok, kini berkembang menjadi sembilan kelompok, menunjukkan bahwa generus tetap terjaga meski berada di lingkungan dengan tantangan sosial yang cukup besar. Jumlah jama’ah LDII di Suriname saat ini mencapai 1.726 orang, dengan sebaran kelompok di Paramaribo, Nieuw Nickerie, Meerzorg, Moengo, Onverwacht, serta satu sub kelompok lainnya.
Sejarah mencatat, Bandung LDII Suriname pertama kali dilaksanakan pada Desember 1998. Hingga kini, aktivitas pembinaan terus berjalan, termasuk pengajian muda-mudi skala nasional Suriname yang dilaksanakan setahun sekali di tiga lokasi, serta pengajian ibu-ibu yang digelar di dua tempat dan ditunggui langsung oleh pengurus.
Pengakuan Negara dan Tantangan Regenerasi
LDII Suriname telah mendapatkan pengakuan dari pemerintah setempat. Jama’ah LDII di sana bahkan pernah memenuhi undangan Menteri Suriname, dan memperoleh bantuan berupa mobil jenazah (lijkwagen). Sejak tahun 2019, MT, Imam Sholat, dan Pengurus terkait juga menerima gaji dari negara, sebagai bentuk pengakuan legal. Aset jama’ah seperti masjid, kebun, dan kendaraan pun telah memiliki legalitas atas nama Stichting Al-Iman.
Namun demikian, tantangan regenerasi menjadi perhatian serius. Budaya setempat yang masih kental dengan “suka sama suka” tanpa ikatan pernikahan, serta pernikahan di luar persetujuan dari keluarga dan wali, menjadi tantangan dalam pembinaan generasi muda. Upaya preventif terus dilakukan, di antaranya membiasakan anak perempuan mengenakan jilbab sejak dini agar terbentuk karakter dan keteladanan.
Napak Tilas Budaya Jawa di Suriname
Dalam kesempatan yang sama, Bapak Zulkarnaen, Kyai Desa Suriname, turut menyampaikan gambaran kondisi sosial dan budaya masyarakat Suriname. Dari sekitar 600.000 penduduk, warga keturunan Jawa berjumlah sekitar 100.000 jiwa, dengan latar belakang agama dan budaya yang beragam, mulai dari Islam, Katolik, hingga aliran kejawen.
Tradisi Jawa seperti kendurenan dan slametan masih lestari hingga kini. Bahkan, dahulu arah kiblat masjid masih menghadap ke barat mengikuti pesan leluhur, sebelum kemudian diluruskan sesuai tuntunan syariat. Sejak tahun 2019, beliau dipercaya menjadi Kyai Desa, dan seluruh unsur generus dan bersatu pembinaan.
Penutup
Kunjungan warga LDII Suriname ke PPG Surabaya Pusat ini menjadi momentum penting dalam mempererat silatuhrahmi, berbagi pengalaman pembinaan, serta menguatkan semangat menjaga kemurnian QHJ dan Regenerasi, baik di dalam maupun luar negeri. Lebih dari itu, kunjungan ini menjadi pengingat bahwa ikatan dakwah dan budaya Jawa tetap ada, meski terpisah oleh jarak dan benua.